Web Toolbar by Wibiya
Berita Terbaru :
Langkah pertama untuk mengenal diri sendiri ialah mengetahuia diri individu kita tersusun dari bentuk lahir (badan/jasad), dan bentuk-bentuk bathin (qalbu/jiwa). Yang dimaksud qalbu bukanlah segumpal daging berada di sebelah kiri badan di bawah susu (jantung). Tetapi ialah roh suci dan berpengaruh dalam tubuh, dan dialah yang mengatur jasmani dan segenap anggota badan .
Dialah hakikat insan yang sebenarnya. Dialah yang bertanggung jawab, dan dialah yang dipuji atau disiksa oleh Allah. Untuk meneliti dan mengenal diri sendiri itu, maka jasad dapat dimisalkan suatu kerajaan, dan roh sebagai raja yang berkuasa, dan dialah yang mengatur jasmani. Adapun jasmani adalah sebagai kerajaan dalam bentuk alamuasyahadah atau alam nyata.
Seluruh badan jasmani akan hancur binasa setelah mati, tetapi hakikat ruh dan jiwa tidak akan mati. Dia tetap tinggal dalam ilmu Allah. Dan adapaun ruhani/jiwa adalah sebagai raja dalam bentuk alam ghaib, maksudnya ruh/jiwa itu adalah ghaib. Dia keadaannya tidak terpisah-pisah, tidak terbatas oleh ruang dan waktu, tidak tentu tempatnya dalam sesuatu bagian tubuh.
Oleh karena itu maka setiap orang memerintahkan atas kerajaan kecil dalam dirinya sendiri. Sungguh benar sekali istilah yang menyebutkan bahwa “manusia itu adalah mikrokosmos” atau dunia kecil dalma dirinya sendiri. Sebagian ahli tassawuf berpendapat bahwa hakkikat Qalbu itu dapat dicapai oleh seseorang dengan memejamkan keduanya matanya serta melupakan segala yang ada di sekitarnya, kecuali pribadinya.
Dengan cara begitu akan dapat juga kilauan dari alam abadi kepada pribadinya (dalam mengenal dirinya). Tetapi bagaimanapun juga segala pertanyaan yang mendalam tentang hakikat ruh yang sesungguhnya, tidak di izinkan oleh Allah Yang Maha Esa. Apabila seseorang bertafakur atas dirinya sendiri, maka dia akan dapat mengetahui bahwa dirinya itu “tidak pernah ada”.
Firman Allah, Tidaklah manusia ingat bahwa kami menjadikannya dahulunya sedang ia belum ada suatu apapun. Kemudian manusia itu akan mengetahui bahwa dia sebenarnya dijadikan dari setetes air mani yang tidak mempunyai akal sedikitpun, tidak mempunyai pendengaran, penglihatan, kaki, tangan, kepala dan sebagainya. Dari sinilah manusia akan mengetahui dengan terang dan nyata, bahwa tingkat kesempurnaan yang dia dapat capai bukanlah dia yang membuatnya, karena sehelai rambutpun manusia tak akan mampu membuatnya.
Dengan jalan pikiran tersebut di atas maka manusia itu dapat menemukan dirinya dalam kejadian yang sangat kecil dibandingkan dengan kekuasaan dan kasih sayang Tuhan Allah yang menjadikannya. Dan apabila manusia itu berpikir jauh maka ternyata dia di dalam kehidupannya akan menhajatkan berbagai macam keperluan, seperti: makan, pakaian, rumah, dan sebagainya, yang kesemuanya itu telha tersedia lengkap di dalam muka bumi ini.
Di sini manusia menjadi sadar akan sifat Rahman dan Rahimnya Allah yang begitu besar dan luasnya. Demikianlah yang diciptakan Allah dengan yang penuh dengan keajaiban-keajaiban “rangka jasad” sebagai bukti kekuasan dan kebijaksanaan-Nya, dan dengan penuh pula dengan berbagai alat kelengkapan yang dibuat-Nya sebagai tanda kasih sayang-Nya. Guna untuk mendukung berbagai keperluan hidup manusia. Oleh karena itu maka manusia akan mengetahui bahwa itu “ADA”. Oleh karena itu, benar-benar bijak bahwa dengan penelitian dan pengenalan diri sendiri akan menjadi kunci pengenalan terhadap Allah SWT.